Pangdam IM Terima Empat Senjata Api dari Masyarakat Aceh, Bukti Kesadaran akan Keamanan

Pangdam IM Terima Empat Senjata Api dari Masyarakat Aceh, Bukti Kesadaran akan Keamanan

Pangdam IM, Mayor Jenderal TNI Niko Fahrizal, menerima empat pucuk senjata api sisa konflik yang diserahkan secara sukarela oleh masyarakat Aceh. Penyerahan senjata tersebut dilakukan melalui Komandan Korem (Danrem) 012/Teuku Umar, Kolonel Benny Rahadian, di ruang kerja Pangdam I/IM di Banda Aceh, Rabu. Senjata-senjata ini merupakan hasil temuan warga saat berkebun di Desa Pulole Dua, Kecamatan Pasie Raja, Kabupaten Aceh Selatan.

Kolonel Benny Rahadian menjelaskan bahwa penyerahan senjata api ini merupakan bagian dari upaya pembinaan teritorial yang dilakukan oleh Yonif 115/Macan Leuser. Program ini juga mencakup rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) sebagai bentuk kepedulian TNI terhadap kesejahteraan masyarakat. “Senjata yang kita terima hari ini adalah hasil dari kegiatan pembinaan teritorial yang dilakukan oleh Yonif 115/Macan Leuser, termasuk dalam program rehabilitasi RTLH,” ujarnya.

Penyerahan senjata ini bertepatan dengan kunjungan kerja Danrem 012/Teuku Umar ke wilayah binaan Yonif 115/Macan Leuser. Benny menegaskan bahwa masyarakat secara sukarela menyerahkan senjata api tersebut setelah menemukannya saat berkebun. “Warga Desa Pulole Dua dengan kesadaran sendiri menyerahkan empat pucuk senjata api dan dua magazen kosong yang mereka temukan,” jelasnya.

Mayor Jenderal Niko Fahrizal menyambut baik penyerahan senjata api ini sebagai bukti meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya keamanan dan perdamaian.

Ia mengapresiasi peran aktif TNI dalam membina hubungan baik dengan masyarakat, sehingga menciptakan kepercayaan yang tinggi. “Ini adalah bukti nyata bahwa masyarakat Aceh semakin sadar akan pentingnya menciptakan lingkungan yang aman dan damai. Kami sangat menghargai inisiatif warga yang dengan sukarela menyerahkan senjata api sisa konflik,” ujar Pangdam IM.

Niko juga menekankan bahwa penyerahan senjata api ini merupakan langkah penting dalam upaya pemulihan pascakonflik di Aceh. Menurutnya, senjata-senjata sisa konflik yang masih tersebar di masyarakat dapat menjadi ancaman bagi keamanan jika tidak dikelola dengan baik. “Kami akan terus mendorong program-program yang mendukung pemulihan keamanan dan perdamaian di Aceh. Penyerahan senjata ini adalah langkah kecil namun sangat berarti,” tambah toto 4d.

Program pembinaan teritorial yang dilakukan oleh TNI, termasuk rehabilitasi RTLH, dinilai efektif dalam membangun kepercayaan dan kedekatan dengan masyarakat.

Program ini membantu meningkatkan kesejahteraan warga sekaligus menciptakan lingkungan aman untuk menyerahkan senjata. TNI berkomitmen mendukung program yang bermanfaat bagi masyarakat serta menjaga keamanan dan stabilitas wilayah.

Dengan program ini, diharapkan masyarakat lebih percaya untuk menyerahkan senjata api sisa konflik. Benny Rahadian menegaskan pentingnya sinergi antara TNI dan masyarakat dalam menjaga ketertiban wilayah.

Stabilitas dan keamanan wilayah dapat terwujud melalui pendekatan kesejahteraan dan dialog yang berkelanjutan.

Penyerahan senjata api ini juga menjadi momentum untuk mengingatkan semua pihak akan pentingnya menjaga perdamaian yang telah diraih dengan susah payah. Aceh, yang pernah dilanda konflik berkepanjangan, kini telah memasuki era baru yang penuh harapan. “Kita semua harus bekerja sama untuk memastikan bahwa senjata tidak lagi menjadi ancaman bagi generasi mendatang,” tegas Niko Fahrizal.

Dengan penyerahan senjata api ini, TNI dan masyarakat Aceh kembali menunjukkan komitmen bersama dalam menjaga keamanan dan perdamaian. Langkah ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah-daerah lain di Indonesia untuk terus memperkuat upaya pemulihan pascakonflik dan menciptakan lingkungan yang aman serta damai bagi semua.

Baca Juga :  Menteri Meutya Hafid Tunjuk 5 Direktur Jenderal, Siap Bersaing Global!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *